Posts Subscribe to (PUT YOUR BLOG NAME HERE)Comments

31.7.09

Membuat Blog Ruwet tapi menyenangkan

kuliah libur bukan berarti seorang satia harus diam di kamar kosan. hufh jgn pernah jadi mahasiswa "segiitga sama sisi".
ku putuskan untuk berangkat ngampus sambil bawa lappy, katanya orang sih 'mau kuliah sat..?' oh...kuliah...ah lain kali aja, hari ini waktunya ngenet Jor-joran

tiba di Lobi, ku letakan lappy q dengan manis di atas meja....aih mantabh,,,masih pagi sinyal kuenceng.....
bosan FB an, ku buka blog ku yang super jelek....wah ga menarik bgdh....ingin rasanya ku sulap blog ku biar jadi mesin uang hehehehe.....oh tuhan tolonglah aku, jangan kau biarkan diriku pusing2 ngedit blog...(coba nyanyiin pake lirik derby...)ahirnya sang penolong datang membawa perubahan sehingga blog ku bisa lumayan menarik hehehehe....

especially thank to Herbud urang Sukabumi

Read More “Membuat Blog Ruwet tapi menyenangkan”  »»

Menguji Ketulusan Suami-Istri

eramuslim - Apa yang dilakukan seorang istri ketika mendapati sang suami menderita sakit? Tentu selain kehendak Allah yang menyembuhkan, obat dari dokter yang membantu penyembuhan, adalah sentuhan hangat dan pelayanan yang tulus dari sang istri-lah yang membuat suami bersemangat untuk kembali sehat.

Ia begitu ikhlas membasuh setiap peluh yang bergulir disekujur tubuh suaminya. Jika perlu ia takkan memejamkan matanya sedetikpun untuk menjaga dan memastikan dirinya menangkap setiap keluhan sang suami saat sakit. Istri begitu setia menemani suaminya agar tetap merasa hangat saat menggigil kedinginan atau bahkan melindungi, mendekapnya saat ketakutan akan bayang-bayang kematian, maklum, saat sakit biasanya setiap orang akan merasa dekat dengan kematian.




Dengan tulus sang istri menyuapi makan suaminya, membopongnya ke kamar kecil, memandikannya bahkan jika perlu menggantikan sementara posisi sang suami mencari nafkah jika suami menderita sakit cukup lama. Padahal disaat yang sama, anak-anak mereka tetap membutuhkan perhatian dan kasih sayang orangtuanya, bimbingan dan belaian hangat serta didikan dan tutur lembut ibu mereka. Itu semua dijalani sang istri tanpa sedikitpun keluhan.

Dari semua yang dilakukannya, tergambar indah ketulusannya. Bahwa sikap manisnya tidak hanya saat sang suami sehat, cintanya tetap dan tidak berubah meski sang suami dalam kondisi tak berdaya, bahkan kelembutannya makin terasa menghangatkan tubuh suami yang lemah. Kasih dan sayangnya begitu membangkitkan gairah suami untuk sembuh dari sakit, perhatiannya tidak berkurang setitikpun. Saat itulah sang suami menyadari, betapa makhluk lembut yang sering tidak diperhatikannya itu, begitu tulus dan ikhlas atas dasar cinta dan kasih sayang yang kuat.

Kemudian bandingkan ketika si istri yang menderita sakit. Belum tentu setiap suami mampu memberikan ketulusan yang sebanding dengan apa yang pernah diberikan istrinya. kebanyakan suami berpikir, dengan membawa sang istri kedokter atau membiayai rawat inap di rumah sakit, ia telah menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya.

Kebanyakan suami juga, lebih sering meminta bantuan perawat untuk membasuh peluh istrinya, memandikan, menyuapi makannya dan melayani kebutuhannya selama sakit. Ia juga, lebih cenderung menitipkan anak-anak ke neneknya atau saudara yang lain saat istri sakit. Selain itu, ia pun sibuk menelepon sanak famili untuk bergantian menjagai istrinya di malam hari. Bisa dipahami jika saat jam kerja, karena setiap laki-laki harus mencari nafkah.

Ketahuilah, istri juga butuh kasih sayang yang tulus seperti yang pernah ia berikan kepada suaminya, baik saat sehat terlebih saat menderita sakit. Istri juga ingin diperhatikan, ia juga ingin suaminya selalu menemani disaat-saat sendiri dan kesepian, apalagi saat dicekam derita. Ia mungkin sering menangis dalam deritanya, namun saat itu kita tengah terlelap, dalam sakitnya juga seringkali ia tak memejamkan matanya memikirkan anak-anaknya, tangannya sibuk membelai kepala sang suami yang tertidur disampingnya sambil mengkhawatirkan kesehatan suaminya. Tak lupa sesekali ia mengingatkan agar suaminya tidak lupa makan dan banyak beristirahat.

Nah, jika demikian, tentu kita tahu dan bisa mengukur batas ketulusan kita terhadap istri selama ini. Tentu ada bahkan banyak pula suami-suami yang begitu tulus dan cintanya mengurusi istri, jika demikian, tulisan diatas hanya mengingatkan saja, agar para suami tetap mempertahankan ketulusannya itu. (Bayu Gautama).

Read More “Menguji Ketulusan Suami-Istri”  »»

Kemesraan Malam, Janganlah Cepat Berlalu !

eramuslim - Kemesraan ini janganlah cepat berlalu. Kemesraan ini ingin kukenang selalu. Penggalan syair lagu duet Iwan Fals dan Rafika Duri itu, cukup populer akhir tahun 90-an. Pesan lagu itu cukup romantis, agar kemesraan yang telah tumbuh, jangan dibiarkan berlalu begitu cepat. Lho, lalu apa hubungannya dengan rumah tangga kita? Jelas dong ada. Lepas pesan itu ditujukan kepada siapa, tapi setiap pasangan rumah tangga Muslim wajib memelihara kemesraan hubungan mereka. Karena Islam sendiri memerintahkan rumah-rumah tangga Islam harus tetap terjaga keasrian dan kenyamanannya.


Kemesraan pasangan suami-istri (pasutri), khususnya kemesraan di malam hari, tak boleh diremehkan. Rasulullah dalam banyak haditsnya bahkan memerintahkan masing-masing pasutri untuk tidak membiarkan penampilannya lecek, kotor, dan beraroma tak sedap. Salah satu pesan Rasulullah SAW kepada kalangan pria antara lain; "Janganlah kamu (kaum pria) berpenampilan kotor dan bau, seperi penampilan orang-orang Yahudi ketika berhadapan dengan istri-istri mereka. Karena banyak wanita-wanita Yahudi yang menyeleweng lantaran suami-suami mereka berpenampilan kotor!"
Adalah tidak adil, jika istri dituntut memberi pelayanan optimal, sementara suami tak memperhatikan penampilan dirinya. Bahkan sesungguhnya seorang wanita diberi kebebasan oleh Islam untuk berpisah dari pasangannya, apabila penampilan pasangannya tidak memuaskan dirinya. Kasus ini pernah terjadi di zaman Nabi SAW, ketika seorang wanita datang menghadap beliau mengadukan persoalan rumah tangganya. Wanita itu mengatakan, ia ingin cerai dari suaminya, lantaran penampilan sang suami yang tidak menarik hatinya. "Saya khawatir saya tidak bisa ta'at kepadanya, hingga saya ingin bercerai darinya," tuturnya pada Nabi SAW. Setelah panjang lebar mendengarkan pengaduan si wanita, akhirnya Nabi mengabulkan permohonannya.
Sebaliknya Islam juga memerintahkan istri memberikan pelayanan sebaik mungkin, jika tidak ada alasan-alasan objektif dia harus menolak ajakan suaminya. Kepada istri yang baik camkanlah, bahwa memenuhi kebutuhan suami adalah ibadah mulia. Hendaknya dia tidak memandangnya sebagai aktivitas yang bertujuan hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan syahwat suaminya. Namun anda harus melihatnya sebagai salah satu sarana penting untuk memelihara kehormatannya, menundukkan pandangannya, membuatnya konsisten dengan agamanya, serta menjadikannya profesional dalam bekerja.
Siapa yang patut disalahkan, ketika seorang suami melirik wanita lain, lantaran si istri menolak ajakannya untuk bercumbu di malam hari? Ketika dahaga syahwat suami tak mendapatkan muara, seperti yang diharapkannya?
Dalam keadaan apapun, kegiatan kencan suami-istri pada malam hari seyogyanya tidak terganggu oleh berbagai beban pikiran macam-macam. Kita bisa mengambil pelajaran dari kisah seorang Ummu Sulaim, sohabiyah yang amat bijak tatkala menghadapi suaminya pada malam hari. Padahal ia baru saja kehilangan putra tercintanya. Coba simak kisah di bawah ini.
Ketika itu seorang anak Abu Thalhah sedang sakit keras. Kemudian Abu Thalhah pergi, dan sebelum pulang, anaknya meninggal dunia. Ketika pulang ke rumah, Abu Thalhah bertanya kepada istrinya;
"Bagaimana kabar anakku?"
Ummu Sulaim (istrinya) menjawab; "Ia lebih tenang dari sebelumnya."
Kemudian Ummu Sulaim menghidangkan makan malam dan Abu Thalhah pun menyantapnya. Ia juga melakukan hubungan suami-istri sebaik mungkin. Setelah semuanya selesai; Ummu Sulaim mengadukan perihal anak mereka yang sebenarnya kepada Abu Thalhah.
Singkat cerita, Abu Thalhah gusar mendengar pengakuan istrinya. Dia menilai bahwa istrinya telah berdusta, hingga mengadukan hal itu kepada Rasulullah SAW. Tapi di luar dugaan Abu Thalhah, ternyata Rasul mulia membenarkan tindakan Ummu Sulaim. Apa yang dilakukan Ummu Sulaim yang bermaksud untuk tidak ingin merusak suasana romantismenya dengan sang suami, bahkan dipuji Nabi SAW.
Sejumlah riwayat menyebutkan sebagai berikut. Rasulullah saw bersabda; "Apabila salah seorang di antara kamu tertarik oleh seorang wanita, lalu muncul keinginan di dalam dirinya..., maka hendaklah ia menemui istrinya, dan berhubungan badan dengannya. Sebab dengan begitu, ia dapat mengendalikan dirinya." (HR Muslim)
"Tidak halal bagi seorang istri untuk berpuasa, sementara suaminya bersamanya (bukan dalam bepergian), kecuali dengan izinnya. (Muttafaq 'alaih)
Sungguh mulia jika seorang istri mampu memberikan kepuasan kepada suaminya. Bayangkanlah, suami anda berhasil menundukkan pandangannya, menyelamatkan dia dari perbuatan zina, lantaran anda memenuhi ajakannya semalam. Bukankah anda ikut berperan dalam menyelamatkan suami anda dari perbuatan nista?
Jika suami anda bekerja dengan syaraf yang rileks, lapang dada, dan mengerjakan tugas-tugas kantornya dengan etos yang tinggi, lantaran andil anda semalam, sungguh perbuatan anda sangat berarti bagi karirnya. Ia akan lebih produktif, dan melakukan tugas-tugasnya dengan akurasi penyelesaian yang tinggi.
Sebaliknya, coba bayangkan, seandainya suami anda bekerja dengan tidak tenang, urat syarafnya tegang, selalu salah, nervous menghadapi setiap orang, serta tidak optimal dalam menyelesaikan tugas-tugas kantornya. Sebab, ia berangkat bekerja dalam keadaan gundah, karena anda telah menolak ajakannya, dan tidak peduli terhadap dahaga syahwatnya.
Karena itu Rasulullah SAW menjanjikan bagi wanita yang memberikan pelayanan baik kepada suaminya, pahala yang sepadan dengan setiap kebaikan yang dilakukan oleh suami kepadanya. Tidak diragukan lagi, bahwa menuruti ajakan suami, adalah salah satu bentuk ibadah mulia di sisi Allah 'Azza wa Jalla.
Jika suami telah menjaga kehormatannya, menundukkan pandangannya, bekerja dengan profesional, dan mendapatkan pahala atas semua kebaikan tersebut, maka tidak diragukan bahwa istri akan mendapatkan pahala yang sepadan dengan pahala yang didapat suaminya.
Tunggu apa lagi, ayo bermesra-mesraanlah dengan pasangan anda sebaik mungkin, sembari mengingat penggalan syair Iwan Fals: "Kemesraan ini janganlah cepat berlalu!" (sulthoni)


Read More “Kemesraan Malam, Janganlah Cepat Berlalu !”  »»

Jangan Takut Bilang Cinta

eramuslim - Tatkala usia terus merangkak naik sementara calon suami tak kunjung datang, segera keresahan mulai melanda. Pada masa-masa yang terbilang cukup rawan ini seringkali tanpa disadari, ada perilaku-perilaku yang mestinya tak layak dilakukan oleh seorang muslimah yang 'kadung' dijadikan teladan dilingkungannya. Ada muslimah yang menjadi sangat sensitif terhadap acara-acara pernikahan ataupun wacana-wacana seputar jodoh dan pernikahan. Atau bersikap seolah tak ingin segera menikah dengan berbagai alasan seperti karir, studi maupun ingin terlebih dulu membahagiakan orang tua. Padahal, hal itu cuma sebagai pelampiasan perasaan lelah menanti jodoh.
Sebaliknya, ada juga muslimah yang cenderung bersikap over acting. terlebih bila sedang menghadiri acara-acara yang juga dihadiri lawan jenisnya. Biasanya, ia akan melakukan berbagai hal agar “terlihat”, berkomentar hal-hal yang tidak perlu yang gunanya cuma untuk menarik perhatian, atau aktif berselidik jika mendengar ada laki-laki shaleh yang siap menikah. Seperti halnya wanita dimata laki-laki, kajian dengan tema “lelaki” pun menjadi satu wacana favorit yang tak kunjung usai dibicarakan dalam komunitas muslimah.
Haruskah terus menerus bersikap membohongi diri seperti contoh pertama diatas. Betapa lelahnya kita ketika harus berbuat seperti itu sementara seolah tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain menunggu dan berharap semoga Allah segera mendatangkan pilihan-Nya. Atau masihkah tidak merasa malu untuk menghinakan diri dengan aksi over acting dan 'caper'.
Menurut Fauzil Adhim, banyaknya muslimah yang belum menikah di usianya yang sudah cukup rawan bukannya tidak siap, tetapi karena mereka tidak pernah mempersiapkan diri. Kesiapan disini, termasuk di dalamnya adalah kesiapan untuk menerima calon yang tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan sebenarnya, meski jika ditilik kembali sesungguhnya lelaki tersebut sudah memiliki persyaratan yang 'sedikit' lebih dibanding lelaki biasa. Misalnya, setidaknya sholatnya benar, akhlaqnya baik, tidak berbuat syirik dan pergaulannya tidak jauh dari orang-orang shaleh. Artinya, lanjut Fauzil, tidak usah mematok kriteria terlalu tinggi. Walaupun sebenarnya, sah-sah saja untuk melakukannya.
Pada keadaan tertentu, seringkali para muslimah seperti tidak berdaya mengatasi kelelahannya mencari -menunggu- jodoh. Padahal, ada satu hal yang boleh dan sah saja untuk dilakukan oleh seorang muslimah, yakni menawarkan diri untuk dipinang. Hanya saja, selain masih banyak yang malu-malu membicarakannya, banyak pula yang menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tabu, karena tidak pernah dicontohkan oleh para orang tua kita. Asalkan pada lelaki yang baik-baik, dalam pandangan Islam sah-sah saja wanita menawarkan diri untuk dipinang.
Senada dengan Fauzil Adhim, Ustadz Ihsan Tanjung dalam salah satu rubrik konsultasi keluarga pernah mengatakan, seorang muslimah sebaiknya mengungkapkan perasaannya -keinginannya untuk dilamar- kepada seorang lelaki shaleh yang menjadi pilihannya, ketimbang dia lebih mungkin terkena dosa zina hati karena terus menerus mengharapkan si lelaki tanpa kejelasan atau kepastian.
Hanya saja, yang mungkin perlu diperhatikan adalah seberapa tinggi daya tawar yang dimiliki oleh para muslimah itu ketika dia harus mengungkapkan perasaannya. Pertanyaan yang sering muncul adalah "seberapa pantas dirinya" saat meminta si lelaki untuk melamar dan menikahinya. Untuk hal ini, sepantasnya bukan kata-kata terlontar dari mulut untuk mengkhabarkan kepantasan diri. Namun, dengan mempertinggi kualitas keshalehahan tanpa mengagungkan kecantikan wajah, mengkedepankan akhlaq yang baik sebagai pakaian sehari-harinya disamping juga ia perlu membenahi penampilannya untuk sekedar meningkatkan kepercayaan diri, dan menjaga mata pandangannya untuk selalu bercermin kepada hati, karena disanalah cinta dapat berkembang.
Bagi mereka, Kepentingan menghaluskan wajah tidak mengalahkan kepentingannya untuk menghaluskan jiwanya, karena kecantikan yang murni justru terpancar dari jiwa yang cantik (inner beauty). Kecantikan seperti inilah yang senantiasa tumbuh sepanjang waktu. Jika hal-hal itu sudah dipersiapkan sebaik mungkin dan terpatri menjadi hiasan diri, maka melangkahlah untuk menjemput impian. Namun demikian, perlu juga rasanya untuk melatih menata hati dan berjiwa besar jika terpaksa harus bertepuk sebelah tangan atau menerima kenyataan diluar harapan. Wallahu a'lam bishshowaab (Bayu Gautama)

Read More “Jangan Takut Bilang Cinta”  »»

Untuk Akhwat Dalam Penantian

Kapan Engkau Datang?
Publikasi: 14/05/2004 16:03 WIB
Assalammu'alaikum Wr. Wb....
Apakabar calon suamiku? Bagaimana keadaanmu sekarang ini? Aku berharap di manapun kau berada, kebahagiaan serta rahmatNya selalu menyertaimu.
Calon suamiku, ...
Di mana Engkau sekarang? Aku selalu setia menantimu, pun saat usiaku jelang duapuluh lima tahun. Setiap usai shalat aku berharap pada Yang Kuasa untuk mengakhiri penantianku ini. Setiap malam, aku selalu menanti pagi, akankah engkau segera datang menjumpai. Mengajakku meniti jalan ilahi untuk mengayuh hidup menguatkan tekad untuk terus menjalankan titahNya juga Sunnah RasulNya.
Wahai calon suamiku, ...
Apa yang beratkan langkahmu untuk menjumpaiku? Apa yang sedang kau lakukan sekarang ini? Mencari rupiah demi rupiah sebagai ongkos agar kita dapat mengayuh bahtera itu bersama? Berapa besar ongkos itu? Berapa jumlah rupiah yang akan engkau cari? Bahtera seperti apa yang ingin kau tumpangi? Ekonomi, standar, atau eksekutif?
Tak soal buatku, bahtera apa yang akan kita kayuh, toh yang penting untukku kita akan menjalani semua itu dengan keikhlasan yang amat sangat. Tak perlu risaukan berapa rupiah yang kau miliki saat ini. Berapapun jumlahnya, aku selalu akan menerimamu. Asal rupiah yang kau dapatkan bukan dari jalan tak kau ketahui dari mana asalnya.
Wahai calon suamiku, ...
Apa yang sedang kau lakukan hingga kau menunda untuk bertemu dengan ku? Apakah ada amanah lain yang harus kau tunaikan? Seberat apa amanah itu? Aku ingin mendampingimu. Menemanimu menunaikan amanah itu bersama-sama.
Calon suamiku yang selalu ku nanti,...
Di mana kau sekarang? Apa yang kau lakukan saat ini? Aku selalu memudahkan langkahmu untuk mencapai cita-cita dan asa yang kau inginkan. Allah punya rencana untuk menunda mempertemukan kita sekarang ini karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk menghusung amanah yang jauh lebih berat. Ia ingin kita lebih matang merenda hari esok seperti yang kita harapkan nantinya.
Calon suamiku,...
Siapapun yang Allah berikan untuk mendampingi hidupku, Aku akan selalu menantimu. Aku percaya Allah Yang Terkasih punya rencana yang terbaik untuk menyusun rencana hidupku juga hidupmu.
Calon suamiku,...
Kapan engkau datang? Aku akan tetap setia menantimu.
Dari ku yang merindukanmu
sebuah catatan menjelang usia 25
Kiriman say...@plasa.com

Read More “Untuk Akhwat Dalam Penantian”  »»

30.7.09

When Someone Fall In Love




Ya Allah,
Ampunilah jika aku jatuh cinta pada mahluk MU
Tolonglah pelihara agar tidak berkurang cintaku untuk MU
Penuhilah hatiku dengan cinta hanya untuk MU

Ya Allah
Jika saatnya tiba untuk menggenapkan Diin ku
Pilihkanlah seorang yang hatinya hanya cinta pada MU
Seorang yang Engkau cintai karena akhlak dan cintanya pada MU

Ya Allah,
Satukanlah kami agar dapat saling mengingatkan ketika khilaf, meluruskan ketika berbelok tak berarah dan menguatkan ketika lemah
Berikan kekuatan agar kami dapat menyelesaikan persoalan dengan kesabaran, petunjuk serta perintah MU
Kami mohon bimbing dan kuatkanlah cinta-cinta kami agar kami semakin cinta pada MU
Agar kami memiliki keluarga Sakinah, Mawaddah Warahmah dengan Ridho MU
Jadikanlah Keluarga dan keturunan kami hingga akhir zaman mengabdi hanya kepada MU
Hingga diakhirat nanti kami semua dapat bertemu dengan MU

Read More “When Someone Fall In Love”  »»

29.7.09

Read More “ ”  »»

 

INSPIRASI HARI INI

Kamis, 29 Oktober 2009 (10 Dzulqaidah 1430 H)

”Seorang mukmin tidaklah mengambil faidah yang lebih baik setelah takwa kepada Allah dari isteri yang shalihah; yang jika dia menyuruh isterinya maka isteri itu mentaatinya, jika melihatnya isteri itu menyenangkannya, jika bersumpah atas nama isterinya maka isterinya itu memenuhinya, dan jika suami tidak di rumah maka isteri itu menjaga harta dan kehormatan suaminya.” Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, hadits no. 1847







Sabtu, 14 November 2009 (26 Dzulqaidah 1430 H)

”Kepada segenap umat muslim di seluruh dunia Selamat menunaikan ibadah haji, semoga menjadi haji mabrur. AMIN..”







Selasa, 17 November 2009 (29 Dzulqaidah 1430 H)

”Terkadang apa yang dipandang oleh mata terlihat baik padahal sesungguhnya buruk menurut pandangan Allah, jika telah seperti ini tinggalah pasrah dan sabar menanti segala ketetapan terbaik yang dipilihkan oleh Tuhan Allah SWT, tetap ikuti cerita kehidupan ini yang penuh dengan episode yang berbeda. Semoga Tetap Semangat”







Kamis, 19 November 2009 (01 Dzulhijah 1430 H)

”Sukses seringkali datang pada mereka yang berani bertindak, dan jarang menghampiri orang yang penakut yang tidak berani mengambil konsekuensi”
Dark Side Blogger Template Copyright 2009 - Hirupbagja's Blog is proudly powered by Blogger.com Edited By Belajar SEO